Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Rahiim

Wednesday, July 17, 2013

Titik Kejujuran, Nikmat Hidup Pemberian Ilahi

Salam...


Begitu luasnya bingkai hidup ini, hingga manusia tidak mempunyai kekuatan untuk meraihnya. Terkadang masih terlintas di dalam fikiran, apakah seperti ini kehidupan di dunia. Entahlah..., begitu banyak pertanyaan yang mengusik hati ini. Tiada satu manusia pun yang mampu menjawab Rahasia Ilahi.

Aku hanya seorang manusia yang terlahir dari keluarga biasa, mendapatkan pendidikan yang menurutku lebih dari cukup semasa kecil hingga menjadi dewasa. Dari semua pengajaran baik yang pernah aku dapatkan, ada beberapa hal yang hingga saat ini tak pernah ku tinggalkan dan ku lupakan.


1. Kita ini terlahir dari keluarga susah

Ya, demikianlah adanya. Tiada yang istimewa di dalam hidup ini. Begitu banyak hal yang telah dilalui, semuanya atas kehendak Ilahi. Orang tua sering berpesan untuk menjaga diri dimana pun kami berada, jangan menyombogkan diri dan harus tahu diri. Jangan bingung jika ada orang yang menunjukkan materinya yang berlimpah, dan jangan ikut-ikutan seperti mereka. Karena orang tua adanya seperti ini. Tidak bisa memberikan lebih dari yang ada hari ini.
Terkadang suka ikut suka ikutan sedih melihat perjuangan kedua orang tua untuk mendidik anaknya. Orang tua juga ikut mengalah untuk memenuhi keinginan pribadinya demi kepentingan keluarganya, terutama pendidikan anak-anaknya.
Demikianlah adanya, sejak kecil hingga hari ini, tiada niat untuk menjadi orang kaya secara materi punya ini dan itu. Karena sudah demikian yang tersimpul di dalam jiwa ini. Jadi sudah “kebal”, jika melihat yang demikian. Terkadang sering berfikir barang sejenak, seperti ini sudah lebih dari cukup. Lalu apa lagi yang mau di cari. Seolah-olah membatasi diri untuk tidak memiliki ini dan itu, yang kebanyakan hanya sebagai pemanis hidup saja. Setiap saat selalu teringat pesan orang tua yang menghantarkan diri ini ke masa lalu, kakek dan nenek yang hidup di dusun dengan segala keterbataan fasilitas kehidupan pada saat itu. Tuhan Maha Adil, karena telah menganugerahkan diriku yang selalu ingat akan pesan kedua orang tua yang sangat-sangat bermanfa'at.



2. Makan nasi harus habis, Nenek dan Kakek sudah capek menanam padi di sawah

Bagi diruku pernyataan itu sungguh menakutkan. Saat kecil selalu di ingatkan jika makanan yang ada tidak dihabiskan. Selalu tersimpan di dalam memori otak ini, jika makanan tidak dihabiskan sama saja dengan tidak menghargai jerih payah Nenek dan Kakek di kampung. Alhamdulillah... hingga saat ini hal itu selalu menjadi prinsip hidupku untuk menghabiskan setiap makanan yang dimakan, meskipun dalam keadaan sakit. Aku selalu bersyukur kepada Allah, atas Ni'mat dan Karunia-Nya yang berlimpah.
Sering melihat makanan yang tidak dihabiskan di beberapa tempat makan oleh orang-orang yang memakannya. Diriku selalu berfikir, begitu teganya mereka tidak menghabiskan makanan atas rezeki Tuhannya yang begitu banyak. Terkecuali, makanan yang tidak habis itu diberikan kepada ternak, diriku masih bisa menerimanya. Demikian pula dengan minum, juga harus dihabiskan. Karena masih banyak saudara-saudara kita di tempat lain yang masih kekurangan air.



3. Jangan ikut-ikutan yang tidak baik, karena akan membuat malu diri dan keluarga

Kedua orang tua kami telah mengajarkan kami untuk bertanggung jawab atas apa yang kami kerjakan. Mereka memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjalani kehidupan ini semasa sekolah, meskipun kami hidup jauh dari orang tua. Alhamdulillah, begitu banyak kehidupan dunia yang mempengaruhi diri ini mengajak kami kepada hal-hal yang tidak baik, namun kami tidak terpengaruh olehnya. Padahal, jika kami mau, kami bisa mengikutinya. Sekali lagi diriku berterima kasih kepada kedua orang tua ku, atas pendidikan dan pengajaran yang mereka berikan kepadaku sejak kecil dulu. Kepercayaan itu tak terhingga nilainya, maka dari itu diriku selalu memegang teguh amanah tersebut. Tidak sedikit kejadian di lingkungan ini yang menjadi bukti nyata, jika diriku tidak ta'at kepada pengajaran positif dari kedua orang tua.


4. Bantulah orang-orang yang harus di bantu, karena membantu orang lain itu tidak akan mengurangi rezeki dari Tuhan.

Hal ini membuat diriku belajar menjadi seorang manusia yang senang berbagi hal-hal yang positif, senang berbagi informasi dan membantu sebisa ku atas masalah yang mereka hadapi. Diriku selalu memposisikan diri seperti mereka, agar diriku dapat merasakan apa yang sebenarnya mereka alami. Aku sering tersadar bahwa, masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan ku atas kesusahan yang mereka rasakan. Aku bersyukur karena Allah masih melimpahkan akal yang sehat dan jiwa kuat untuk berbagi kepada mereka yang sedang kesusahan, tanpa melihat latar belakang kehidupan mereka.

Titik kejujuran itu ada di dalam diri manusia, dan diriku menyadari hal itu sebagai tempat dimana kebaikan itu dimulai. Atas kebaikan Tuhan yang telah menganugerahkan Hidayah-Nya kedalam diriku menjadikan ku sebagai manusia yang selalu belajar menghargai Rabb-nya dan Ciptaan-Nya.


Salam...



Jakarta, 17 Juli 2013



No comments:

Post a Comment