Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Rahiim

Sunday, September 29, 2013

Ilmu


Salam...


Ilmu, sosok yang wujud namun tidak dapat di lihat dan di pegang. Ilmu hanya dapat di pelajari, di yakini dan dimanfa'atkan. Wujudnya yang Ghaib menjadikan Ilmu sebagai sesuatu yang sangat penting untuk "dikuasai"; dengan mempelajarinya, kita dapat merasakannya.

Ilmu, pemberian Allah yang tidak pernah di khawatirkan manusia ketika ia datang dan pergi.
Ilmu, tidak membuat manusia putus asa ketika jumlahnya tidak bertambah di dalam diri.
Ilmu, dianggap sebagai sesuatu yang cukup di pelajari dan di fahami tanpa di manfa'atkan.

Kebanyakan orang tidak merasa sedih ketika ilmunya tidak bertambah.
Kebanyakan orang tidak merasa rugi ketika ilmunya berkurang.
Kebanyakan orang tidak merasa menyesal ketika ia tidak berusaha mencari ilmu untuk kebutuhan hidupnya. 

Dengan Ilmu, manusia lebih memahami akan arti hidupnya
Dengan Ilmu, manusia lebih memahami  akan kegunaan kemampuannya
Dengan Ilmu, manusia mampu menjaga diri dari perilaku yang buruk
Dengan Ilmu, menjadikan hidup manusia penuh dengan manfa'at kebaikan
Dengan Ilmu, manusia dijauhkan dari godaan syaitan; hasutan, fitnahan, perilaku, dan kata-kata yang sia-sia.

  
Jakarta, 29 September 2013



Salam...

Friday, September 6, 2013

Menjadi Pedagang Jujur Memang ga Gampang, Tapi Lebih Sulit Lagi jika Menjadi Pedagang Pembohong

Salam...



Kali ini ada selembar catatan harian saya sebagai pembeli dan juga sebagai penjual. Mungkin dari teman-teman pembaca juga banyak mengalaminya, bahkan punya cerita dari pengalamannya yang lebih menarik dari apa yang saya coba tuliskan.

Sebagai seorang pedagang (katakanlah penjual) punya keinginan yang begitu besar agar dagangannya bisa di jual dengan untung yang besar. Namun pada kenyataannya, keuntungan yang besar tidak dibarengi dengan kejujuran seorang penjual. Hal ini sering saya alami; mulai dari menjual dagangan yang sudah kadaluarsa, rusak, basi, sampai kepada kecurangan masalah timbangannya yang tidak pas(ti), maksudnya ya itu dia; tidak pasti pas-nya atau tidak pas di hati :)

Begitu gampangnya orang berbuat curang, bahkan curangnya sudah diniatkan sejak awal berdagang demi meraup keuntungan. Anehnya lagi, dengan pede-nya mereka curang di depan para pembeli.

Contohnya saja nih, beberapa bulan yang lalu saya pernah membeli jeruk medan di pinggir jalan pasar lembang Ciledug Kota Tangerang. Karena penasaran dengan harganya yang murah (maklumlah, tipe suami yang tahu sedikit banyak harga dangangan :) ). Di tulis harganya 10 ribu rupiah/kg, padahal di pasar buah Pasarebo saat itu di jual dengan harga 15 ribu rupiah/kg. Akhirnya saya pilih-pilih deh buah jeruk yang manis (maklum sudah terlatih memilih buah jeruk yang manis biasanya kulitnya mengkilat dan bagian atasnya empuk, tidak keras). Dan saya juga sdh tahu berapa takaran berat 1 kg, ga hanya jeruk lho, biasanya beli salak pondoh juga pas 1 kg saat di timbang. Begitu saya timbang (karena murah ya saya beli 2 kg). Eh, begitu di timbang kok beratnya lebih hampir 3 kg ya. Kata saya dalam hati ini ada yang ga bener nih. Karena sudah niat membeli dan ga mau ambil ribut (dengan pengalaman takaran berat tadi), akhirnya saya bayar deh ke ibu tersebut 20 ribu rupiah.

Karena penasaran, begitu sampai di tempat mertua saya timbang lagi jerung yang 2 kg tersebut, dan ternyata memang benar, beratnya ga sampai 1,5 kg. 

Pengalaman yang berikutnya ya barusan nih sebelum menulis tulisan ini. Tadi baru pulang dari tempat teman di Pasar Minggu. Niatnya mau beli buah jeruk di Pasar Minggu. Karena males beli di Pasar Minggu yang kini disepanjang jalannya banyak mobil Sat-Pol PP :) , akhirnya saya beli jeruk di Pasarebo.

Begitu berhenti di tempat pedagang buah di pinggir jalan Pasarebo, saya tanya harganya berapa, si mbak-nya bilang "yang diatas 15 ribu, yang dibawah 13 ribu". Terus saya lihat yg 13 ribu/kg jeruknya sdh ada yg agak layu. Akhirnya saya beli yang 15 ribu/kg saja (saya beli 2 kg), anehnya kalau kita yang beli ya kita yang milih buahnya dong, kalau ini si mbak-nya main pilih sendiri saja. Dan di situ mulai deh triknya, buah jeruk yang di atas yg besar-besar dia ambil dibagian belakang (yang saya tahu ukurannya kecil sama seperti yang di bawah), begitu saya lihat dia baru ngambil yg besar-besar di bagian depan. Terus dia sempat ambil jeruk yang di kardus disamping dagangannya yang ukurannya saya lihat yg ukuran kecil, tapi dengan pede-nya dia bilang "ini sama aja dengan yang di atas, cuma belum di pajang aja, kepenuhan tempat". Ketahuan deh trik dangangnya. Karena saya sudah males di bohongi oleh pedagang yang tidak jujur, ya biar Tuhan saja yang mengadili :). 

Begitu sampai di rumah saya coba cek buah jeruk yang tadi saya beli, bener kata hati saya, yg besar-besar hanya 1/3 bagian dari yang saya beli.

Ya begitu deh yang namanya manusia, kalau sudah niat ga jujur dalam berkata dan berbuat, sampai kapanpun, demi yang namanya keuntungan (materi/non-materi) mereka ga bakalan pernah berhenti untuk berbohong. Ya seperti yang tadi saya katakan, ga jujurnya kok kebangetan banget, ga jujur tapi ketahuan ga jujurnya.

Saya dan istri juga pedagang, meskipun untungnya tidak banyak (secara materi) tapi saya dan istri jujur dalam berdagang; kalau dangangannya ga bagus yang bilang barangnya sudah tidak bagus. Kalau ada tanda kadaluarsanya tinggal di infokan masa kadaluarsanya kapan, agar konsumen ada pertimbangan untuk membeli. Hingga masalah ongkos kirim juga kami kasih tahu apa adanya (tidak mengambil keuntungan dari ongkos kirim).

Intinya ya jujurlah dalam bertransaksi, karena bagi saya dan istri kepercayaan dari konsumen kepada kami menjadi modal hidup kami untuk kehidupan di dunia dan juga di akhirat. Keuntungan secara materi; banyak atau sedikit itu pasti akan habis. Sayangnya, hal ini tidak dijadikan prinsip berdagang yang positif bagi sebagian pedagang.

Pembeli mungkin bisa di bohongi (terlepas mereka tahu atau tidak), tapi Tuhan kan ga tidur. Pesan buat teman-teman dan sahabat pembaca barangkali hanya mengingatkan saja, terutama buat diri saya pribadi beserta istri agar senantiasa jujur dan lurus dalam bertransaksi; baik sebagai pedangang/penjual, maupun sebagai konsumen/pembeli.



Salam...




Jakarta, 06 September 2013