Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Rahiim

Wednesday, October 31, 2012

Memaknai Satu Tahun Menulis di Ruang Kecil yang Sederhana



Salam...


Alhamdulillah hingga sa'ah ini penulis masih diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan bertukar fikiran dengan sahabat-sahabat yang pernah membaca tulisan diblog ini. Begitu banyak pemikiran yang diberikan Tuhan kepada penulis tentunya belum atau tidak semuanya bisa dituliskan di dalam ruang blog yang sederhana ini. Tapi paling tidak penulis belajar dan mencoba memaknai setiap pemikiran yang penulis fikirkan dan rasakan dapat dituangkan dalam bentuk tulisan yang tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang begitu perhatian terhadap informasi-informasi bermanfa'at dalam berbagai bidang/disiplin Ilmu.


Penulis hanyalah orang biasa yang berniat ingin berbagi informasi seputar pengalalam hidup, yang tentunya kita semua memilikinya. Semoga 1 tahun sejak awal perjalanan penulis hadir di blog yang sederhana ini, setidaknya dapat memberikan sedikit manfa'at bagi kita semua untuk kehidupan yang lebih baik tentunya.


Semoga Tuhan, Rabb Yang Maha Hayat senantiasa mengiringi perjalanan kita dengan ujian-ujian-Nya yang begitu nikmat dalam menempa kita menjadi pemikir-pemikir yang punya visi dan misi membangun dalam menghadapi kehidupan di masa hadapan.



Salam...


Jakarta, 31 Oktober 2012


Monday, October 29, 2012

Membangun Persahabatan dengan Penuh Perjuangan



Salam...

Ini hanya sebaris pengalaman penulis semasa masih diberikan Tuhan kesempatan untuk bisa terus berinteraksi dengan lingkungan di Alam Semesta hingga sa'ah ini. Pengalaman sesuatu yang nyata dan begitu adanya.


Ada beberapa penyebab dan alasan mengapa penulis atau sahabat sekalian membangun persahabatan;

2. Persahabatan terjadi karena teman 1 lingkungan tempat tinggal
Hal ini tentunya banyak dialami oleh kita yang berinteraksi dengan lingkungan, punya teman bermain sejak Taman Kanak-kanak hingga SMP bahkan SMA misalnya.

3. Persahabatan terjadi karena teman 1 asrama/kontrakan/kost-an
Hal ini juga pernah dialami beberapa orang di antara kita yang mungkin saja perantau dari luar daerah dimana saat itu/ini kita berdomisili.

4. Persahabatan terjadi karena 1 daerah asal, walaupun berbeda desa/kelurahan dan atau kecamatan
Hal ini mungkin pernah dialami oleh kita, biasanya punya rasa semangat kedaerahan positif untuk sesuatu yang baik tentunya.

5. Persahabatan terjadi karena teman 1 sekolahan/kuliahan/pekerjaan
Hal ini pasti pernah kita alami dari 3 hal diatas, biasanya punya sahabat yang banyak dan baik tentunya.


6. Persahabatan terjadi karena suatu kebutuhan
Contohnya saja ketika kita mencari tempat tinggal untuk nge-kost/ngontrak  di suatu daerah, biasanya orang yang sudah biasa mencarikan tempat tinggal bagi para pendatang menjadi sahabat yang baik untuk meminta tolong akan sesuatu.


7. Persahabatan terjadi karena kebetulan atau tidak disengaja
Contohnya saja, secara tidak sengaja kita berkenalan di ruang publik/tempat umum seperti; terminal bus, halte bus, stasiun kereta, dan beberapa fasilitas transportasi serta sarana publik lainnya.

8. Persahabatan terjadi karena disengaja
Hal ini dapat terjadi karena kita berniat ingin berkenalan dengan seseorang/beberapa orang dengan tujuan yang baik tentunya.

9. Persahabatan terjalin karena rasa peduli ingin membantu terhadap sesama
Hal ini tentunya banyak dialami oleh kita semua, semata-mata untuk suatu niat dan tujuan yang baik menolong orang lain.

1. Persahabatan terjalin karena kita dipertemukan oleh Rabb Pengatur Alam Semesta ini sebagai nikmat yang tak ternilai akan rasa dan manfa'atnya.


Penulis pernah bertanya kepada diri sendiri: "Apa yang akan penulis perbuat jika Tuhan tidak mengajarkan penulis akan arti persahabatan?"
Ternyata jawaban yang penulis dapatkan adalah: "Hidup menjadi tidak bermakna, dan penulis hanya akan menjadi orang yang angkuh kepada diri sendiri."

Belajar dari pengalaman, persahabatan itu dibangun dengan penuh perjuangan yang luar biasa; penuh suka dan duka, satu sama lain tidak berada dalam 1 tempat dan jarang bertemu serta berkomunikasi, atau terkadang ketika sahabat kita sedang membutuhkan saran atau pendapat kita akan masalahnya, sementara kita sendiri sedang banyak masalah juga, atau kadang kita malah berselisih pendapat akan suatu hal yang dapat merenggangkan persahabatan. Dan banyak lagi permasalahan-permasalahan yang ada dalam persahabatan yang kita ciptakan.


Maka bersyukurlah atas nikmat Illahi yang telah mengaruniakan  kita rasa kepedulian dan kemanusiaan terhadap sesama di dalam fikiran dan hati kita, hingga kita dapat berbuat sesuatu yang bermanfa'at dari suatu persahabatan. Inilah pentingnya silaturrahim yang diajarkan Tuhan kepada kita untuk membangun ikatan antar manusia selain hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan mengajarkan kita ber-silaturrahim kepada-Nya agar kita juga membangun silaturrahim antar sesama makhluk-Nya.

Jangan pernah memutuskan tali sillaturrahim, karena Tuhan telah mengajarkan dan mengajak kita untuk membangun ikatan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan yang besar.


Belajarlah dari perjalanan Nabi Muhammad yang pernah dimusuhi oleh Umar 'Ibnu Khattab dan Abu Sofyan, namun pada akhirnya mereka bersatu untuk suatu tujuan yang baik dan benar.

Kita belajar bersama untuk membagun ke arah kebaikan, dan bukan untuk sesuatu yang lain. Karena Ilmu Tuhan itu baik dan benar adanya.



Salam...


Jakarta, 29 Oktober 2012




Sunday, October 28, 2012

Belajarlah dari Alam Semesta, untuk Kehidupan yang Damai dan Sejahtera



Salam...


Kesempurnaan Illahi dalam mengelola alam semesta ini adalah bukti bahwa kita selaku makhluknya di ajak untuk mengelola alam semesta ini  dengan baik. Tuhan memberikan contoh yang bermanfa'at kepada kita agar kita dapat hidup damai dan sejahtera dalam beraktivitas.

Jika saja manusia di bumi ini mau bersyukur dan bersatu menjaga keseimbangan dalam kehidupan ini, maka tidak akan ada namanya perselisihan diantara manusia yang pada akhirnya hanya mendatangkan kerusakan alam dan hilangnya nyawa yang tidak berdosa.

Mengapa masih ada saja manusia serakah di bumi ini, padahal Tuhan telah mengajarkannya kebaikan yang sempurna? Tuhan saja memperlihatkan kepada kita bahwa Dia Maha Adil. Lalu apa yang menjadikan manusia congkak dan arogan kepada sesama makhluk-Nya?

Nafsu yang sudah tidak sejalan dengan nafas perdamaian dan kesejahteraan selalu menghasilkan hawa yang buruk di dalam diri mereka-mereka yang tidak mengenal Tuhan. Mereka-mereka itu lebih mengutamakan hasutan syaitan dari pada perintah Tuhan, Rabb Yang Akbar

Belajar dari para pendahulu-pendahulu kita, hanya sebagian kecil dari mereka yang kembali ke Jalan Tuhan. Ini fakta, karena hanya segelintir orang yang mau mentegakkan yang benar dan mencegah terjadinya kesalahan. Mereka itulah yang nantinya akan diselamatkan Tuhan atas perjuangannya menyelamatkan kehidupan di bumi ini dengan ikhlas tanpa pamrih semata-mata demi terwujudnya perdamaian dan kesejahteraan.

Kita masih diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berbuat kebaikan, maka jangan pernah berhenti belajar dari kehidupan di alam semesta ini. Karena begitu banyak pelajaran bagi mereka yang ta'at dari tanda-tanda kebesaran Illahi yang tersirat di alam semesta ini. Tidak ada keraguan di dalam menta'atinya. Kita juga punya kesempatan yang sama seperti para pendahulu kita, untuk mengukir sesuatu yang bermanfa'at bagi kehidupan di alam semesta ini.



Salam...


Jakarta, 28 Oktober 2012


Wednesday, October 24, 2012

Orang Buta Bisa Melihat dengan Pendengarannya


Salam...



Manusia terlahir dengan wujud yang sama, ini adalah bukti bahwa Tuhan Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Tuhan juga memberikan Hak dalam kehidupan Manusia dengan porsi yang sama, ini juga sebagai bentuk Keadilan dari Tuhan. Nilai-nilai keadilan yang ditunjukkan oleh Tuhan hendaknya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia. Dalam kenyataannya kita pernah dan atau masih mendengar sebagian orang mempermasalahkan keadilan yang dia dapatkan dalam kehidupan ini dengan membandingkannya dengan orang lain. Seharusnya manusia tidak pantas mempermasalahkan keadaan seperti apa yang dia dapatkan dan dia rasakan, karena kehidupan ini lebih berharga dan sangatlah nikmat. Hendaknya kita bersyukur, Tuhan memberikan kesempatan kepada kita terlahir ke Dunia ini dan beraktivitas dengan sempurna. Karena tidak jarang masih ada orang-orang yang tidak menyadari kesempurnaan yang diberikan Tuhan kepadanya.


Jika ada orang yang mengatakan Tuhan tidak adil kepada makhluk-Nya, seharusnya orang itu malu terhadap dirinya. Karena dia mempertanyakan keadaannya dihadapan Tuhan. Padahal, Tuhan telah menyempurnakan kehidupannya sejak di dalam sulbi ibunya hingga dia lahir ke dunia ini dengan selamat dan sejahtera. Tuhan memberikan fasilitas yang ekstra hingga dia beranjak dewasa dan mampu hidup mandiri. Bukankah ini keadilan dari Tuhan kepada manusia? Tuhan yang tidak pernah mengantuk dan tidur dalam mengurus makhluk-Nya haruskah dipertanyakan Keadilan yang Telah Dia berikan kepada kita selaku ciptaan-Nya?



Belajarlah dari orang yang buta penglihatannya, karena Tuhan mengujinya dengan bentuk Keadilan seperti demikian. Tapi mereka tidak pernah mengeluh atas kenyataan ini, dan tidak seperti yang dipertanyakan oleh manusia yang lain atas Keadilan yang dia dapatkan dari Tuhan. Orang yang buta matanya, masih memiliki pendengaran yang sempurna untuk bekerja keras membangun tatanan kehidupan yang sehat. Bukan alasan yang mereka utarakan, melainkan bekerja dengan sepenuh hatinya untuk menata kehidupan ini. Keyakinan yang tertancap di dalam dirinya tidak menjadikan orang yang buta matanya menyerah dalam ujian. 


Salam...

Jakarta, 24 Oktober 2012






Tuesday, October 23, 2012

Manajemen Illahi, Sebagai Alat Ukur Aktivitas Manusia


Salam...


Manusia selaku makhluk sosial dengan segala aktivitas kehidupannya tidak luput  dari permasalahan; baik permasalahan yang tampak sederhana hingga permasalahan yang cukup rumit atau kompleks. Dalam kehidupan seperti ini, tidak sedikit orang-orang yang dengan gigihnya dan semangatnya yang tinggi untuk menempatkan dirinya sebagai orang yang dapat menjadi contoh dan panutan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Tentu saja hal seperti ini banyak tantangannya, namun bukan berarti kita harus menyerah dengan kondisi. Selama Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita mengapa tidak, karena masih ada waktu untuk mencoba menjadi hamba Tuhan yang baik dan benar.


Dari pengalaman penulis, manajemen itu menjadi penting ketika kita berhadapan dengan kegiatan-kegiatan yang memerlukan pengaturan waktu dan tempat misalnya, karena tanpa pengaturan yang jelas dan tepat aktivitas kita menjadi tidak teratur dan bahkan dapat menyebabkan munculnya permasalahan baru. Kita selaku orang-orang yang menginginkan adanya keteraturan dalam kehidupan ini menjadi lebih baik tidak menginginkan adanya ketidak-seimbangan dalam kehidupan ini. Maka dari itu, perlulah manajemen yang sehat dan bermanfa'at.

Penulis secara pribadi memilih Manajemen Illahi sebagai pilihaan sehat dan bermanfa'at dalam mengatur seluruh aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Karena manajemen Illahi tidak hanya mengatur masalah ketepatan waktu dan tempat, tapi mencakup seluruh aspek dari aktivitas manusia yang padat sekalipun; mulai dari persiapan, proses, pelaksanaan, hingga evaluasi dari setiap aktivitas yang telah dilakukan oleh para Mujadid (pembaharu) yang menginginkan adanya keteraturan yang sehat dan bermanfa'at dalam kehidupan ini.


Seperti contoh: Rabb Yang Maha Esa sebagai pengatur alam semesta ini tidak pernah mengantuk atau tidur mengurus makhluk ciptaan-Nya di alam semesta ini. Tuhan tidak pernah lalai dalam mengawasi setiap kejadian yang ada di alam jagat raya ini. Semua terjadi secara teratur, berjalan secara teratur dari awal hingga akhirnya nanti. Tuhan sebenarnya ingin mengajak makhluknya Manusia untuk melihat bagaimana Rabb nya mengatur kehidupan di alam semesta ini, dengan manajemen yang sempurna diharapkan makhluknya yang bernama manusia mau belajar dari Tuhan, Rabb Sang Pencipta. Belajar mengatur kehidupan ini agar tetap seimbang, terwujudnya rasa tentram, adil dalam setiap kondisi kehidupan, hingga rasa aman memberikan jaminan bahwa kehidupan ini dapat dilalui dengan selamat dan sejahtera, menjadi impian setiap manusia dimanapun di alam semesta ini. Selama mereka punya niat baik bersama untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Alangkah baiknya jika kita mau mencoba Manajemen Illahi ini dalam aktivitas keseharian kita. Tuhan mengajak kita untuk tidak mengantuk yang bermakna kita harus tetap waspada. Tuhan juga mengajak kita untuk tidak tidur yang bermakna kita tidak terlena dalam perbedaan yang berkepanjangan hingga kita lupa akan fungsi dan tujuan serta tugas kita diciptakan ke dunia ini.


Tuhan hanya ingin kita mau belajar dan belajar mengatur kehidupan ini dengan aturan-aturan-Nya yang  telah ia contohkan secara abstrak dan kongkret, agar kita dapat mengambil pelajaran dari setiap pengalaman dan kejadian yang ada dalam rangka Menjadi manusia produktif yang mampu mengatur aktivitas kehidupannya sehari-hari dan lingkungannya dengan Manajemen Illahi.


Sehingga permasalahan-permasalahan yang ada dapat diselesaikan sesuai dengan waktu, tempat, dan cara yang baik pula. Jangan pernah ragu untuk mencoba, karena Manajemen Illahi akan mengajarkan kita bagaimana mengatur kehidupan yang kompleks ini tetap teratur dan adil dalam realisasinya, sehingga tidak lagi ada manusia yang merasa dirugikan atau diperlakukan tidak adil.


Semoga bermanfa'at bagi kita semuanya...



Salam...


Jakarta, 23 Oktober 2012

Monday, October 22, 2012

Sosok yang Namanya "Uang" & "Kedudukan" ketika Menjadi Penting Dibicarakan



Salam....


Hanya ingin berbagi saja, seputar aktivitas dan pekerjaan kita selaku manusia yang hidup dalam keragaman pendidikan, budaya, dan kehidupan sosial, serta tingkat ekonomi.


Kata seorang Dokter: "Kemampuan seorang dokter untuk mengambil suatu tindakan dan memutuskannya dengan keyakinan yang kuat karena adanya Keteguhan Hati". 

Dokter itu juga mengatakan: "Antara kemampuan atas keberhasilannya melakukan suatu tindakan medis dan Kesombongan itu perbedaannya sangatlah tipis".

Dokter itu juga berkata: "Jika kami mau mengambil keuntungan, kami bisa membuat pasien bolak-balik berobat hingga 2 bulan dengan obat bisa, padahal  kami telah mendapatkan hasil diagnosa dari penyakit yang di idap pasien setelah melalui pengecekan secara medis".

Tapi Dokter itu berkata lagi: "Tapi kami punya Keteguhan Hati untuk segera memberikan tindakan yang terbaik kepada pasien, bukan untuk mencari keuntungan yang seperti itu".

Dokter itu juga berpesan: "Pasien wajib tahu apa obat yang mereka makan, apa kandungan cairan suntikan yang diberikan, bahkan cairan inpush (infus) yang diberikan-pun mereka wajib tahu, karena itu hak pasien dan keluarganya. Kalau ada Dokter yang tidak mau menjelaskannya atau mengatakan jika pasien itu cerewet atau banyak tanya, maka Dokter itu pantasnya di tendang saja".



Lain lagi dengan cerita supir & asisten supir angkutan umum

Kata Abang kernet bus: "Kadang storan nutup kadang pas-pasan, belum lagi kalau penumpang pas jam sepi. Sementara untuk makan saja sudah keluar modal besar + rokok".

Kata Pak supir bus: "Ngetem baru sebentar sudah di suruh jalan. Di jalan juga sewanya belum tentu ada, dari terminal saja sudah sepi."


Kalau bertemu dengan Pekerja pabrik lain pula ceritanya,

Kata pekerja pabrik: "Ini aja kerja lembur tapi ndak di hitung uang lemburnya. Padahal ini lembur 1 hari kerja, bukan lembur lewat waktu kerja". 


Kata Ibu-ibu sebagai tukang Cuci-Setrika: "Kainnya numpuk, yang di cuci dan di setrika banyak, mana mencucinya tidak pakai mesin. Tapi 1 bulan hanya dapat segitu" .


Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang di ucapkan oleh orang-orang yang ada disekitar kita seputar aktivitas dan kehidupan mereka.


Ada pelajaran yang baik dari setiap pesan yang mereka sampaikan; terlepas itu keluh-kesah mereka atau hanya sekedar ungkapan perasaan sesaat saja.


Lalu apa kata orang-orang yang sedang dan akan menjadikan pendidik sebagai aktivitasnya sekarang atau nanti? Silahkan disimpulkan sendiri.


"Orang bijak tahu bagaimana cara berbuat kebajikan"



Salam


Jakarta, 22 Oktober 2012













Thursday, October 18, 2012

Berteman dengan Segudang Manfa'at



Salam...


Tuhan menciptakan manusia dengan beragam sifat dan perilaku. Tuhan menganugerahkan manusia; akal untuk berfikir, hati untuk membenarkan/meyakinkan di dalam diri, dan hawa nafsu untuk melaksanakan apa yang telah di olah oleh akal dan di acc oleh hati. Dengan itu semua manusia terbentuk dengan sifat dan perilaku yang beragam dan berbeda yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana mereka beraktivitas serta faktor kemampuan bawaan yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan ke arah yang lebih baik.


Teman atau bisa juga disebut sahabat, adalah partner kita dalam beraktivitas dimanapun kita berada; bisa istri atau suami (bagi yang telah menikah), kakak & adik atau ayah dan ibu di dalam suatu keluarga, rekan kerja di kantor tempat kita bekerja misalnya, atau teman-teman kita menuntut ilmu (sekolah atau kuliah) juga bisa di sebut teman/sahabat.


Banyak uang banyak rezeki kata orang, tapi kalau kata penulis banyak uang itu karena perilaku positif yang kita tampilkan dalam kehidupan ini. Rezeki itu kita dapatkan dengan berusaha, jadi bukan banyak uang banyak rezeki, tapi banyak usaha banyaklah rezekinya. Rezeki itu bukan uang, tapi sesuatu yang bermanfa'at bagi kehidupan kita; apakah itu ilmu atau materi, yang pada akhirnya mampu memberikan kita kepuasan bathin dan kepuasan lahir.


Dengan memiliki banyak sahabat/teman, penulis bersyukur bisa mendapatkan banyak manfa'at dari pertemanan itu sendiri. Salah satunya adalah berbagi akan hal-hal positif yang bermanfa'at; tentunya untuk penulis sendiri khususnya dan kepada teman-teman pada umumnya. Hal positif yang sering kita ucapkan akan mendidik kita untuk lebih bertanggung jawab atas apa  yang kita ucapkan, tentunya janji di lidah itu harus ditunaikan dan akan diminta pertanggungjawabannya; baik di dunia maupun di akhirat. Tapi kita tidak perlu khawatir dengan berjanji, karena Tuhan sedang mendidik kita menjadi manusia yang benar ke arah kebaikan. Jika kita tidak mau mencoba, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa, baik bukti maupun manfa'atnya. Orang yang punya rasa tanggung jawab secara vertikal dan horizontal, akan selalu ingat akan setiap ucapan dan perbuatannya. Semakin banyak ia berbagi hal yang positif, maka kualitas dirinya di hadapan Tuhan akan semakin baik. Ini semua bisa ditingkatkan dan dipertahankan, selama manusia itu terus-menerus berbagi kebaikan kepada orang-orang disekitarnya dan kepada alam semesta ini.


Selama kita baik kepada orang-orang disekitar kita, InsyaAllah Tuhan akan memberikan manfa'at yang terbaik kepada kita. Jadi kita tidak perlu khawatir masalah pahala, karena tugas kita bukan menghitung kebaikan, tapi berbuat kebaikan. Urusan pahala, itu urusan Tuhan dan sudah ada yang mencatatnya. Maka fokuslah kepada aktivitas berbuat kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita.


Jangan pernah takut atau ragu untuk berbuat kebaikan, karena kebaikan itu tidak akan pernah menyakiti  kita. Kalau ada orang yang membalas kebaikan kita dengan hal-hal yang tidak baik, jangan khawatir. Karena Tuhan akan menyeleski manusia hingga akhir zaman; yang mau berbuat kebaikan dan belajar ke arah yang lebih baik akan mendapatkan ganjaran yang baik pula nantinya.


Maka, teruslah berbagi kebaikan kepada siapapun. Ambilah manfa'at dari setiap pertemanan itu, maknai  hal yang positif untuk dijadikan pelajaran. Sisi negatifnya tentu kita tinggalkan. Karena segudang manfa'at akan kita dapatkan dari setiap pertemanan yang baik. Sahabat tempat berbagi hal-hal kebaikan, meskipun terdapat permasalahan-permasalahan yang harus kita selesaikan.


`Orang yang benar itu bukanlah orang yang kuat, melainkan orang yang bisa bertahan. Dan dialah orang yang menang.`


Salam


Jakarta, 18 Oktober 2012

Saturday, October 13, 2012

Petugas Kebersihan, Orang Yang Mulia dalam Pengabdiannya



Salam....


Bukanlah menjadi suatu masalah apa yang dilakukan seorang hamba Tuhan dalam kehidupannya. Selama hamba-Nya itu melakukan perbuatan yang disukai oleh Penciptanya. Tuhan tidak akan berhenti memberikan perhatian kepada hamba-hamba-Nya, selama hamba-hamba-Nya itu memperhatikan apa yang telah diwajibkan kepadanya dari Tuhan-nya. Tapi, jika ada seorang manusia yang membiarkan perintah Tuhan-Nya, maka akan ada kesempitan di dalam diri manusia itu untuk berbuat kebaikan. Bukan Tuhan yang menjadikannya demikian, tapi diri manusia tersebut yang menjadikan hatinya sempit untuk berbuat kebajikan.



Jika penulis bertemu dengan beberapa pekerja/petugas kebersihan; para petugas kebersihan di jalan raya, di taman-taman, lingkungan rumah, perkantoran, fasilitas umum, pusat perbelanjaan, dsb, penulis mendapatkan banyak pelajaran hidup dari mereka. Jangan di lihat mereka berbaur dengan sampah dan tempat yang kotor, tapi lihatlah pengabdian mereka dalam menjaga kebersihan. Seharusnya mereka diberikan jasa yang setimpal atas pekerjaan mereka. Lihatlah keteguhan hati mereka dalam bertugas, apa semua orang mau bekerja sebagai petugas kebersihan sampah lingkungan atau petugas kebersihan yang membersihkan toilet atau kamar mandi yang tersedia di tempat-tempat fasilitas umum atau gedung perkantoran?


Belajarlah dari mereka, yang memiliki peran penting dalam pengabdiannya; menjaga kebersihan lingkungan dan fasilitas umum dan memberikan contoh positif kepada kita yang melihatnya, bagaimana  mereka menjadikan profesi mereka sebagai pelajaran hidup bagi kita semua.


Tuhan menyukai hamba-hamba-Nya yang Tulus dan Ikhlas dalam mengabdi kepada-Nya dalam kehidupan ini, bukan karena penampilan dan materi yang menyilaukan mata hati. Belajarlah dari mereka, karena mereka tiada pernah mengeluh atas profesi dan pengabdian mereka.


Salam....



Jakarta, 13 Oktober 2012

Sunday, October 7, 2012

Menyikapi Perilaku Peserta Didik dalam Proses Belajar




Salam....




Penulis mencoba berbagi sedikit pengalaman selama mendidik, meskipun masih banyak kekurangan dalam prakteknya, namun penulis berupaya menyampaikannya sebagai bahan perbandingan saja, barangkali ada diantara pembaca yang juga berprofesi dan punya pengalaman sebagai tenaga pendidik.


Sekian waktu sudah menjadi pendidik, ada beberapa pengalaman yang penulis coba sampaikan dalam proses belajar bersama para peserta didik yang kebanyakan siswa SD dan SMP


1.  Tipe siswa/i yang sering berbicara (membicarakan hal-hal di luar materi pelajaran)
Siswa/i seperti ini biasanya lebih tertarik untuk mengutarakan atau membicarakan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan materi yang disampaikan. Dia lebih senang menyampaikan hal-hal yang dia lihat dan dia alami, sementara apa yang dia sampaikan tidaklah penting dan tidak ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang ia jalani. Hal ini biasanya penulis temukan tidak sekali atau dua kali, tapi cukup sering. Terkadang temannya yang sedang sibuk belajar-pun ia ajak bicara.


2. Tipe siswa/i yang senang mencontek
Tipe siswa/i seperti ini sangat berbahaya, karena mereka punya kebiasaan yang penulis simpulkan sudah sangat sulit diperbaiki. Orientasi mereka nilai belajar harus baik, tapi mereka malas belajar dan memilih mencontek dalam ujian sebagai solusi mendapatkan nilai pelajaran yang bagus. Meskipun sudah dilarang berkali-kali untuk tidak mencontek saat belajar, tapi peringatan tersebut sudah tidak berarti lagi bagi mereka.


3. Tipe siswa/i yang banyak diam
Tipe seperti ini hanya akan menyimpulkan kepada 2 hal; anak tersebut punya daya tangkap yang baik,  atau belum baik. Hal ini justru membuat guru harus ekstra dalam mendidik, menanyakan secara seksama akan kemampuan siswa/i tersebut, agar para pendidik tahu sampai dimana kemampuan mereka. Tanpa mereka berbicara dan mau belajar dengan baik, maka apa-apa saja pelajaran yang telas disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal



Dari 3 hal diatas, penulis  berharap para siswa dapat menggunakan kesempatan proses belajar ini dengan baik agar mampu menyerap ilmu yang disampaikan, sehingga tidak ada lagi waktu terbuang secara cuma-cuma dalam proses pendidikan itu sendiri. Tugas guru yang utama adalah melakukan pendekatan kepada para siswa agar siswa aktif di sekolah (dalam makna positif) sehingga mereka mampu mengapresiasikan setiap bidang ilmu yang mereka ikuti dan mendapatkan pemahaman positif dari apa yang telah mereka perjuangkan. 


`Ilmu tidak akan pernah hilang dan habis jika tetap di wariskan, hal ini harus terus diperjuangkan hingga akhir zaman`




Salam...


Jakarta, 07 Oktober 2012















Saturday, October 6, 2012

Geram Terhadap Pemimpin & Wakil Rakyat di Negeri ini, Teruslah Mendidik!



Salam....



Kalau di bilang benci terhadap perilaku para pemimpin dan wakil rakyat di negeri ini, "benci banget deh pokoknya". Tapi apa iya, kebencian itu membuat kita tidak optimis akan masa depan negeri ini menjadi lebih baik nantinya. 

Mau apa aja di negeri ini, yang isinya "orang-orang pintar" yang sekolahnya sudah tinggi; ada yang lulusan PT dalam negeri, dan tidak sedikit yang dari luar negeri. Mereka pintar? Ya, mereka pintar pastinya. Kalau tidak pintar tentunya tidak selesai deh sekolah mereka. Tapi yang tidak masuk akal itu, pintarnya mereka tidak membuat perilaku mereka juga ikut menjadi pintar. Salahnya dimana ya? Penulis juga tidak tahu, karena penulis belum pernah bertanya kepada mereka yang pintar-pintar itu. Tapi kalau penulis boleh memberi pendapat, mereka tidak menjadikan kepintaran mereka untuk membangun negeri ini, tapi menjadikan kepintaran mereka untuk membangun diri mereka sendiri; bagaimana mereka bisa memperkaya diri mereka dengan kepintaran mereka dengan mengesampingkan orang-orang yang ada di sekitar mereka. Inilah yang menyebabkan negeri ini rusak, kropos,  dan mendekati kehancuran. Karena para pemimpin negeri ini dari tingkatan presiden hingga RT di lingkungan setingkat diatas keluarga sangat banyak oknumnya yang sudah tidak lagi hanif (lurus) dalam berbuat; seharusnya mereka membangun bangsa ini agar di masa hadapan menjadi lebih baik, tapi mereka malah sibuk dengan kepentingan mereka sendiri atau kepentingan kelompok mereka, bukan kepentingan bangsa yang sudah di ambang kehancuran seperti hari ini.


Penulis hanya bisa berdo'a, dengan terus mendidik generasi yang hari ini ada tanpa menghiraukan besarnya jasa mengajar yang penulis dapatkan (banyak uang banyak pengeluaran). Karena bagi penulis, mendidik itu ibadah, bukan pekerjaan. Karena penulis yakin, Rabb Yang Maha Adil itu Maha Mengetahui do'a hamba-hamba-Nya.



kalau di hitung secara matematis: 

kesenangan dunia -->   terbatas = bilangan (angka)

kesenangan akhirat --> tak terbatas = tak terhingga (~)

secara rumusan: 

bila kita mengejar kehidupan dunia --> bilangan  = 0
                                                                    ~

tapi bila kita mengejar kehidupan akhirat --> ___~__  = ~
                                                                       bilangan


jadi kesimpulannya --> kesenangan dunia   =  bilangan =
                                     kesenangan akhirat           ~

                         kesenangan akhirat =    ~       = ~
                         kesenangan dunia      bilangan


Ini hanya sekedar sharing saja, semoga ada manfa'atnya

terima kasih



Salam...



Jakarta, 06 Oktober 2012 









Friday, October 5, 2012

Guru, Antara Profesi dan Pekerjaan




Salam...




Membuka wacana seputar pendidikan menjadi punya arti sendiri bagi para pendidik; dimana lembaga pendidikan formal mengenal sosok pendidik dengan sebutan "Guru". Ya, guru adalah sosok manusia biasa yang memiliki segudang wawasan positif menuntun para siswa menjadi generasi yang memiliki pengetahuan umum yang baik dan perilaku yang sehat. Meskipun penulis menggunakan kata "pendidik", bukan berarti penulis tidak setuju dengan kata "Guru". Karena bagi penulis, kata pendidik punya arti yang lebih "nyaman"  untuk digunakan.


Kembali kepada sosok yang dinamakan "Guru", yang kini telah menjadi pilihan banyak orang dalam kelanjutan aktivitas kehidupan mereka. Namun penulis mencoba melihat sosok Guru sebagai profesi atau pekerjaan. 

Profesi seseorang menjadi tugas dan kewajiban atas dirinya dimanapun ia beraktivitas; bukan hanya sebagai Guru dalam hal ini pengajar di sekolah formal atau non-formal, namun juga Guru sebagai panutan dalam setiap ruang lingkup aktivitas manusia. 

Di sisi lain, pekerjaan seseorang juga menjadi tugas dan kewajiban atas dirinya terhadap aktivitas yang ia lakukan dalam suatu ruang lingkup kehidupan; seperti seorang pengemudi, pedagang, penjaga keamanan, pebisnis, dan lain sebagainya.


Penulis sendiri lebih memilih sosok seorang Guru sebagai Profesi, yang dalam hal ini penulis secara pribadi lebih mengedepankan transfer ilmu dan wawasan positif sebagai prioritas sebagai seorang Guru (pendidik).


Salam...


Jakarta, 05 Oktober 2012



Wednesday, October 3, 2012

Makna Sabar Dalam Tinjauan Wahyu Illahi



Salam....


Jadi orang (katanya) harus sabar, ada juga yang mengatakan "sabar itu ada batasnya", atau ada juga yang berkata "yang sabar ya". Sebenarnya, sabar itu apa ya? Saya sendiri juga tidak tahu, jika tidak membaca wahyu Illahi.


Saya coba tuliskan artinya, 

"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar." (QS. Ali-'Imran (3): 146)


Lalu apa makna "Sabar", jika kita coba menelaah wahyu Illahi di atas?

Sabar bermakna:

1. Tidak lemah        --> Kuat

2. Tidak lesu           --> Semangat

3. Tidak menyerah --> Tetap berjuang

Siapa orang-orang yang disukai Allah? Tentunya orang-orang yang sabar; yang tidak pernah merasa lemah terhadap ujian-Nya, tidak lesu terhadap hal-hal yang belum tercapai, dan tidak pernah menyerah terhadap apa yang ia perjuangkan.


Lalu apa pesan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang Sabar?

Tetaplah berjuang di jalan-Nya dengan semangat yang tinggi mengerahkan segala kekuatan (daya-upaya) yang ada dalam mencapai Mardhatillah (Ridha Illahi).


Semoga secarik tulisan ini menjadi manfa'at bagi yang membaca.


Terima kasih


Salam...


Jakarta, 03 Oktober 2012






Tuesday, October 2, 2012

Mendidik Itu Pengabdian



Salam.....


Tuhan tiada henti-hentinya mendidik hamba-hamba-Nya pagi dan petang, siang dan malam dengan segala bentuk pendidikan. Tuhan juga memberikan waktu kepada hamba-hamba-Nya untuk belajar & berlatih. Hingga suatu saat Tuhan memberikan latihan, ujian, hingga teguran keras bagi hamba-hamba-Nya yang mengabaikan pendidikan dari Tuhan yang sudah pasti bermanfa'at bagi kehidupan ini. Pendidikan diberikan Tuhan tidak dengan cuma-cuma, tapi bukan berarti Tuhan mengharapkan pamrih dari pendidikan yang telah diberikan-Nya kepada penghuni alam semesta ini. Tuhan hanya ingin hamba-hamba-Nya menta'ati aturan yang telah dibuat oleh Tuhan selaku pemilik alam semesta ini atas bekal pendidikan yang telah Dia berikan.


Hanya saja, dalam kenyataannya apa yang di inginkan Tuhan banyak di ingkari oleh makhluk-makhluk-Nya dengan segala alasan dan sanggahan yang terakadang menjadi suatu kebiasaan. Apa yang kurang dari pendidikan yang telah diberikan Tuhan kepada kita? Tentunya tidak ada, karena Tuhan adalah Zat yang Haq, dengan segala kesempurnaan yang Dia miliki.


Terlepas dari segala kekurangan kita selaku hamba Tuhan, mulailah belajar dari Tuhan Yang Tidak pernah mengantuk ataupun tidur mengurus alam semesta ini dalam memberikan pendidikan kepada kita selaku wakil-Nya di muka Bumi ini tanpa pamrih. Mulailah mendidik diri untuk siap mengabdi kepada alam semesta ini dengan Ikhlas tanpa pamrih. Karena Allah akan menuntun kita kepada jalan keselamatan atas pendidikan yang kita amalkan.



Salam



Jakarta, 02 Oktober 2012