Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Rahiim

Friday, May 4, 2012

Harapan Anak Didik, Orang Tua, Dan Guru

Salam....

Hari ini hari terakhir saya mendidik 4 orang siswa SD kelas 6 di tempat saya biasa mendidik (1 murid didik di antara mereka sudah 1,5 bulan tidak hadir untuk belajar bersama). Tadi sempat berbagi cerita dengan orang tua mereka yang diantaranya mengenai persiapan menghadapi ujian dan kelulusan mereka nanti.

Ada orang tua yang sudah tidak tahu lagi harus bagaimana mengajarkan anaknya agar mau belajar dan meninggalkan kebiasaannya yang sering online di warnet, main playstation di rumah temannya yang setiap hari dilakukan hingga larut malam bahkan sampai menginap di rumah temannya yang temannya sendiri sudah tidak bersekolah lagi.

Belum lagi cerita orang tua murid yang tidak jauh berbeda, dimana anaknya tidak mau dilarang untuk tidak mengikuti acara konvoi pengajian setiap hari Sabtu malam. Hingga ke cerita orang tua murid bahwa hari ini mereka di undang ke sekolah oleh pihak guru sekolah untuk berdo'a bersama yang intinya agar soal ujian yang mereka kerjakan dapat menghasilkan nilai ujian yang tinggi. Kalau kata salah seorang orang tua murid menirukan ucapan gurunya yang mengatakan "kalau lulus sih pasti lulus bu, cuma kalau masuk ke negerinya ini yang nilainya kita tidak tahu cukup atau tidak".


Dari sekelumit cerita dan pengalaman para orang tua murid dalam mengurus anak-anak mereka dalam suatu proses pendidikan ini sebenarnya tidaklah akan terjadi seperti sekarang ini (anak-anak malas belajar, fikirannya ingin cepat pulang, terus main game online di warnet, main playstation di tempat rental atau di rumah temannya, main bola, dll) jika proses pendidikan di rumah dan di sekolah telah terbentuk sejak usia dini.

Keseriusan orang tua mendidik anaknya dengan pola yang baik dan benar serta pendidikan formal di sekolah yang serius dari para pendidik agar mendidik mereka memiliki ilmu yang baik dan budi pekerti yang baik akan menghasilkan anak-anak generasi penerus yang sehat secara jasmani dan rohani.


Tantangan terbesar memang ada pada lingkungan sekitar yang cukup dominan mempengaruhi anak-anak saat ini; dimana lingkungan yang tidak sehat akan menjadi masalah besar bagi para orang tua. Lihat saja hari ini, dimana warnet, rental playstation, penggunaan telefon selular, dan menggunakan sepeda motor untuk main-main yang dikolaborasi dengan nongkrong setiap malam menjadi ritual oleh bagi sebagian besar anak-anak dari usia dini hingga anak-anak remaja setingkat SMA.


Belum lagi dari pihak orang tua yang membiarkan begitu saja anak-anak mereka dengan aktivitas yang lebih banyak "membuang waktu" untuk senang-senang dari pada mengerjakan tugas sekolah dan aktivitas positif lainnya seperti membaca dan menonton berita seputar kehidupan sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, agama, dan berita-berita positif lainnya.


Saya sebagai warga di salah satu tempat tinggal di Jakarta saja  tidak mengerti akan kehidupan kota yang menjadi seperti ini; dimana fasilitas bermain yang pada akhirnya banyak merugikan banyak keluarga (orang tua) yang hidupnya pas-pasan seperti warnet dan rental PS tidak pernah ada kontrol yang jelas dari pihak RT/RW/Kelurahan akan peraturan penggunaan fasilitas berbayar tersebut untuk anak-anak usia sekolah. Bayangkan saja, tidak pagi, siang, dan malam rata-rata warnet dan rental PS penuh dengan anak-anak (hal ini juga di alami oleh murid-murid di tempat saya mendidik).


Semoga saja pihak pemerintah dan pengelola lingkungan dalam lingkup yang lebih kecil memperhatikan permasalahan ini secara serius, agar tidak ada lagi anak-anak usia sekolah yang tidak mau sekolah, malas sekolah, malas belajar, dan cuek terhadap pendidikan mereka.


Salam


Jakarta, 04 Mei 2012