Bismillah Ar-Rahmaan Ar-Rahiim

Tuesday, July 24, 2012

Tidak Ada Pengurangan Waktu Mendidik Selama Bulan Ramadhan

Salam...

Sejak awal Ramadhan 1433 H, pendidik tetap beraktivitas mengajar les seperti biasa; baik waktu mendidik maupun penyampaian materi. Rasa haus dan lelah pasti ada; baik dalam keadaan shaum/puasa maupun tidak.

Alhamdulillah sudah berjalan 1 pekan mendidik setelah libur akhir semester genap, semua berjalan lancar. Semoga proses pendidikan ini dapat berjalan dengan baik & anak-anak didik semakin baik pula dalam perilaku dan penguasaan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan saat belajar. Mereka juga tetap berpuasa penuh, meskipun waktu bermain di luar rumah mereka dikurangi.


Semoga puasa Ramadhan 1433 H ini membawa manfa'at bagi diri mereka selama belajar, bahwa kondisi puasa atau tidak puasa di bulan yang lain tidak mengganggu aktivitas belajar dan tidak mengurangi semangat mereka untuk belajar.


Jakarta, 24 Juli 2012

Friday, July 13, 2012

Belajar Menjadi Guru Yang Jujur

Salam.....

Lama tak hadir menulis di blog ini membuat saya banyak belajar dari pengalaman diri sendiri dan lingkungan. Sebagaimana judul tulisan ini saya buat, saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya selama menjadi pendidik.

Sebagaimana kita ketahui bersama, banyak orang tua yang memberikan fasilitas belajar tambahan di luar waktu sekolah formal dalam bentuk bimbingan belajar & kursus/les misalanya. Dengan harapan anak-anak mereka mendapatkan pelatihan materi serta penyerapan ilmu yang lebih hingga mengerti apa yang diajarkan oleh guru di sekolah dan mampu mengerjakan latihan soal dan ulangan harian serta ujian yang diujikan. Tentunya ini semua untuk menghasilkan nilai (angka) laporan belajar yang baik.

Saya pribadi punya prinsip bahwa tugas kita mendidik mereka (para peserta didik) untuk menyampaikan ilmu yg baik dan benar yang pernah kita dapatkan agar ilmu itu tetap abadi, hingga mereka dapat mandiri di masa depan dengan bekal yang cukup hingga dapat mengabdi di lingkungan dengan mengaplikasikan setiap ilmu yang mereka terima dalam proses pendidikan yang penuh dengan tahapan dengan waktu yang tidak sebentar.

Pernah memang beberapa kali para orang tua yang mengeluhkan hasil belajar anak mereka (biasanya ketika hasil ulangan atau hasil laporan semester di sekolah sudah disampaikan kepada anak didik), ada yang mengatakan bahwa nilai anaknya tetap dan tidak ada perubahan meskipun sudah ikut les. Ada juga yang mengatakan nilainya kurang bagus. Apapun keluhan para orang tua kepada pendidik, saya pribadi menerima semua apa yang menjadi harapan mereka kepada anak-anak mereka ketika diberikan tambahan belajar seperti les di luar jam belajar formal di sekolah. Dan saya selalu mengatakan kepada mereka bahwa pendidikan ini perlu proses, dimana proses itu relatif. Karena banyak faktor yang menyebabkan kemampuan seorang peserta didik pada tingkatan tertentu. Selama proses mendidik saya selalu menyampaikan secara jujur tentang proses belajar anak-anak mereka. Jika mereka belum bisa, saya katakan belum bisa, jika sudah bisa akan saya katakan sudah bisa. Kalau anak-anak mereka sering tidak fokus dalam belajar, akan saya sampaikan dengan jujur. Sehingga orang tua juga dapat memahami bagaimana proses pendidikan anak-anak mereka ketika diberikan tambahan belajar dan seperti apa pula hasilnya. Ketika ada orang tua peserta didik yang tidak puas terhadap ilmu yang saya coba sampaikan, ya silahkan. Karena itu hak mereka mau komplain, berkeluh-kesah, dan lain sebagainya. Bahkan tidak mau meneruskan untuk les lagi juga tidak apa-apa. Karena bagi saya, pendidikan ini tidak di nilai dari angka dalam buku laporan belajar sekolah saja dalam kurun waktu tertentu. Tapi pendidikan ini perlu nilai sempurna yaitu "kejujuran". Tidak mengapa hari ini nilai di laporan belajarnya dinilai dengan anga 6 (enam), tapi peserta didik telah berupaya dengan belajar yang rajin serta jujur dalam mengerjakan materi yang di ujikan.

Pendidik dan peserta didik harus jujur satu sama lain; ketika pendidik menyampaikan ilmu yang harus mereka serap dengan baik, maka peserta didik juga harus jujur bahwa mereka siap menerima ilmu tersebut, siap untuk memahami, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Ketika mereka belum faham/kurang mengerti silahkan ditanyakan. Maka kejujuran itu adalah komunikasi 2 arah antara pendidik dan peserta didik, sehingga tahu permasalahan apa yang harus diselesaikan dari proses belajar mengajar itu sendiri.


Sebagai pendidik jangan pernah membela diri bahwa kita sudah bekerja optimal dengan alasan menyalahkan anak-anak didiknya dengan berbagai macam alasan kepada orang tua mereka, sementara kita tidak pernah berkomunikasi dengan jujur kepada peserta didik dan orang tua mereka.


Saya pribadi tidak akan pernah berhenti untuk mendidik, karena pendidikan itu akan menempatkan suatu tatanan kepada kehidupan yang lebih baik; sehat, seimbang, damai,  dan sejahtera


Salam

Jakarta, 13 Juli 2012